KETIKA JANTUNG KORUPSI
Kita masih sering dengerin nggak suara jantung kita yang ada dalam balutan bungkusan perikardium? Jika pun harus butuh stetoskop untuk mendengarkannya yang nggak masalah juga. Intinya tetap dengerin dia.
Dengerin? Ogah...
Jika jantung kita bisa
bicara dia bakalan bilang kalau kerjanya itu nggak pandang detik. Mau detik berlalu atau mondar-mandir dia bakalan terus kerja. Dan hebatnya lagi kerjanya itu bukan hanya untuk kepentingannya sendiri, tapi untuk rakyatnya juga yang tak lain adalah paru-paru, ginjal, hati dan banyak lagi yang muat dalam rongga perut kita.
Kalau mau dibilang jantung kita itu inspiratif? Banget dah!
Para koruptor hendaknya diambil saja jantungnya lantas diteliti. Mungkin saja ada aliran darah yang salah masuk sama seperti aliran dana yang sering salah masuk kantung. Seharusnya kantung rayak eh nggak tahunya kantung sendiri.
Bayangkan seandainya kantung jantung kita salah masuk? sudahlah salah masuk. Nggak sempat masuk! Widihhh... bakalan mati tuh!. Bagaimana jadinya kalau jantung kita "lupa" masukin darah ke dalam otak? Berabe banget dong! Itulah potret para koruptor kita yang lagi pada kena wabah sekarang ini.
Apa mungkin jantung mereka aliran darahnya juga salah masuk?
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Kita punya jantung yang setiap sepersekian detik mengigatkan, bekerjalah bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi juga untuk orang lain. Kata Bang Ippho, jangan hanya punya MIMPI yang BESAR tapi MANFAAT dari MIMPI itu pun ya kudu harus BESAR. Itulah kata jantung kita detik ini.
Apa kata jantungmu detik ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar